Cinta Kutu Kupret Part 1
Part
1
Karina
menghentakkan kakinya dengan muka muka gusar. Lagi-lagi, ia tak menemukan buku
pelajaran PKN. Padahal ia ingat betul, tadi di sekolah, ia sudah memasukkannya
ke dalam tasnya. Bagaimana mungkin, bila sekarang buku itu raib? Padahal besok
ada ulangan.Gadis itu membongkar kembali tasnya, siapa tahu bukunya terselempit
diantara buku-bukunya yang lain. Hasilnya nihil.
Sya…….apa
kamu tahu buku PKN-ku? Ia mengirim pesan singkat pada Tasya, teman sebangkunya.
Tak ada jawaban. Karina semakin bingung. Aduhhhhhhhh…bagaimana
ini? Pak Imam, guru PKN terkenal galak. Ia tak segan menghukum muridnya
berlari keliling lapangan basket bila mereka mendapatkan nilai jelek.
Membayangkan saja, mukanya langsung menjadi kusut.
Karina
pantas sewot. Belakangan ini, ia sering kehilangan buku. Anehnya, buku itu
kembali setelah dua hari, dengan disertai dengan kata-kata aneh, yang membuat
keningnya berkerut beberapa senti. Nae
sarang dangsineum nae haengbogui geunwoleyo*. Bah! Ia malas mencari
artinya. Saking kesalnya, ia merebahkan badannya di lantai disamping tumpukan
buku.
Ku rasakan kasihmu
Sungguh ku rasakan
Ku rasakan sayangmu
Sungguh ku rasakan
Ku rasakan cintamu
Azza
Perut Karina eneg, melihat teman sekelasnya Sahrul, menyanyi, dan bergoyang ala penyanyi Zaskuya getek. Karina bergidik ngeri. Dimana letak seninya? Ia bukanlah penggemar lagu dangdut. Tapi..karena tetangga sebelah rumahnya suka menyetel lagu-lagu Rhoma Irama dengan keras. Sedikit banyak, ia tahu lagu yang di nyanyikan oleh Sharul. Suatu pelecehan. Karinaaaaaaaaaaaaaaa I love you fulllllllllll. Kata cowok ceking, dengan gaya selangit, yang berasa kloningannya Sahrul Khan mengakhiri penampilannya. Semua bertepuk tangan, terkecuali Karina. Gadis itu buru-buru ke kamar mandi…hueekkkkkkkkkkkk.
“Hi cantik…kamu kemana aja sih. Bagaimana penampilanku tadi, hmmmm?”
Sahrul menunggunya di depan pintu kelas. Karina melengos, dan berjalan menuju
ke bangkunya. Ia tak memperdulikan Sahrul yang membuntutinya.
“Beri ulasan dong, Karinku yang cantik……” cowok itu memasang mimic
lucu di samping Karina.
“Hssssssss….aku sibuk” Karina membuka buku, dan pura-pura sibuk
belajar. Ia malas meladeni ocehan Sahrul.
“Tahu tidak, semakin kamu memasang muka jutex, aku semakin jatuh
cinta….” Katanya lagi, ia malah menggeser kursi dan duduk didepan Karina. “Terima
saja cintanya Rin, dia jatuh cinta banget sama kamu.” Gadis itu berdiri dengan
muka muka jengah.
“Pergi nggak….” Sahrul menggeleng. Karin mengambil penggaris,
kemudian di pukulkannya di telapak tangannya.
“Pukullah aku dengan penggaris itu sayang…..please…..” Sahrul memohon
dan menyodorkan badannya di depan Karin. Membuat gadis itu semakin gemas.
“Wkwkwkwkwkwk……kamu tak bakalan tega, Karinku manis. Lihatlah
kawan-kawan, diam-diam Karin cinta aku. Buktinya dia tidak mau memukulku” teman-teman
di kelasnya tersenyum. Aksa, sahabat Sahrul malah memberinya dua jempol.
“HAHHHHHHHH JIJAYYYYYYYYYY…..amit-amit, demi Pak Imam….aku rela
berlari 50 kali keliling lapangan basket daripada menerima cintamu….” Karina
membela diri. Semakin lama Sahrul di dekatnya, semakin mengurangi aura
postifnya.
Tiba-tiba cup…..sebuah kecupan mendarat di pipi kirinya. Karina
gelagapan. Gadis itu marah menyadari Sahrul melecehkannya di hadapan
teman-temannya. Sebagai timbal balik. Kaki gadis itu menendang paha Sahrul
kuat.
“Aduhhhhh KAARINNNNNNNNNNN” jerit mami keras. Suaranya
membangunkan Karina. Dan terkejut melihat Maminya terhuyung kesakitan.
“Mami ngapain sih…..” mamanya melotot, Karina belum sadar dengan
apa yang telah dilakukannya.
“Kamu mimpi apa sih, siang-siang begini. Emang kamu tadi tidak
sadar, sudah menendang mama dengan kuat” Karina menggeleng.
“Mana tahu Karin Miiiiiiiiiiiiiiiiiiii…Karin kan sedang tidur” Wajah
gadis itu masih jengkel, teringat mimpinya.
***
Esoknya
Karina berdoa semoga Pak Imam sakit. Ia semalam tidak belajar
untuk ulangan.
“Anak-anak…karena Pak Imam sedang ke Rumah Sakit. Jadi Bu Ani yang
akan mengajar kalian. Hati Karina bersorak gembira, yes..yes…yes tak jadi
ulangan.
Belum sampai setengah jam, Bu Ani mengajar, dia pamit keluar.
Suasana di kelas ramai. Sahrul langsung mengambil alih. Dia berdiri di depan
kelas dan bernyanyi dengan suaranya yang cempreng parah.. “Selamat siang…anak-anak.
Maaf saya datang terlambat” tanpa di ketahui kapan datangnya. Pak Imam sudah berdiri
di samping Sahrul yang berdiri dengan gaya manekin. Mukanya pucat, sama persis
dengan muka Karina yang ketakutan gegara bukunya hilang. Kepercayaan dirinya
merosot tajam.
Dan seperti dugaannya, nilai ulangan lisan PKN jeblok. Karina mendapat
nilai 40. Bersama 15 orang temannya berdiri di lapangan basket, menunggu
hukuman dari Pak Imam. Tasya, teman sebangkunya menatapnya iba.
Sedang Sahrul…..berdiri cengengesan, di samping Karina. Ia merayu
Karina dengan kata-kata gombal. Karina semakin tertekan. Mukanya semakin di tekuk.
Kedongkolannya mencapai ubun ubun.
Note:
· * Nae
sarang dangsineum nae haengbogui geunwoleyo =
You are my sunshine, my love
Comments
Post a Comment